Demam kaos polos yang melanda hampir di seluruh benua Amerika dan Eropa terjadi sekitar tahun 1960'an. Apalagi ketika itu salah satu aktor James Dean memakai kaos polos dalam film Rebel Without A Cause, hingga eksistensi kaos polos semakin melekat dalam kehidupan di sana.
Perlahan namun pasti, kaos polos mulai menjadi bagian dari busana sehari-hari yang tidak hanya dipakai untuk di lingkungan rumah, tetapi juga menjadi pakaian santai saat bepergian. Sekitar pertengahan tahun 50'an, Kaos polos sudah mulai menjadi bagian bagian dari dunia fashion. Sebagai sebuah simbol anti kemapanan, para pemuda yang penganut kebebasan ini menggunakan kaos polos sebagai salah satu simbolnya. Semenjak saat itulah revolusi kaos terjadi secara total. Para pebisnis menyadari bahwa kaos polos dapat menjadi media promosi yang efektif, murah serta efesien. Segala persyaratan sebagai media promosi yang baik ada di Kaos.
Disaat yang bersamaan, beberapa kelompok tertentu seperti komunitas anak muda, atau organisasi politik, juga menyadari bahwa kaos dapat menjadi media promosi yang sempurna selain media yang telah ada sebelumnya. Statement apapun dapat tertampil di media kaos, tahan lama, dan penyebarannya mampu melewati atau melampaui batas yang tidak dapat dicapai oleh media lain, seperti poster.
Dengan segala kesempurnaannya, kaos tidak lagi menjadi sederhana. Jelas, secara fungsional benda tersebut masih berlaku sebagai sebuah sandang. Namun dibalik itu semua, kaos memiliki nilai yang melebihi dari fungsi dasarnya. Desain kaos yang terus berkembang sampai sekarang sejalan dengan perkembangan jaman dan teknologi yang memang terus berkembang. Sejarah akan terus mencatat desain berbagai kaos yang lekat dengan berbagai macam komunitas anak punk yang lekat dengan kaos sobek, polos bahkan dengan desain yang mencolok.
Perlahan namun pasti, kaos polos mulai menjadi bagian dari busana sehari-hari yang tidak hanya dipakai untuk di lingkungan rumah, tetapi juga menjadi pakaian santai saat bepergian. Sekitar pertengahan tahun 50'an, Kaos polos sudah mulai menjadi bagian bagian dari dunia fashion. Sebagai sebuah simbol anti kemapanan, para pemuda yang penganut kebebasan ini menggunakan kaos polos sebagai salah satu simbolnya. Semenjak saat itulah revolusi kaos terjadi secara total. Para pebisnis menyadari bahwa kaos polos dapat menjadi media promosi yang efektif, murah serta efesien. Segala persyaratan sebagai media promosi yang baik ada di Kaos.
Disaat yang bersamaan, beberapa kelompok tertentu seperti komunitas anak muda, atau organisasi politik, juga menyadari bahwa kaos dapat menjadi media promosi yang sempurna selain media yang telah ada sebelumnya. Statement apapun dapat tertampil di media kaos, tahan lama, dan penyebarannya mampu melewati atau melampaui batas yang tidak dapat dicapai oleh media lain, seperti poster.
Dengan segala kesempurnaannya, kaos tidak lagi menjadi sederhana. Jelas, secara fungsional benda tersebut masih berlaku sebagai sebuah sandang. Namun dibalik itu semua, kaos memiliki nilai yang melebihi dari fungsi dasarnya. Desain kaos yang terus berkembang sampai sekarang sejalan dengan perkembangan jaman dan teknologi yang memang terus berkembang. Sejarah akan terus mencatat desain berbagai kaos yang lekat dengan berbagai macam komunitas anak punk yang lekat dengan kaos sobek, polos bahkan dengan desain yang mencolok.